Kesalahan Dalam Memahami Arti Wara

Beranda | Artikel

Kesalahan Dalam Memahami Arti Wara

Kamis, 30 Agustus 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Kesalahan Dalam Memahami Arti Wara’ yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. dalam pembahasan Kitab “Al-Ishbah fi Bayani Manhajis Salaf fi Tarbiyah wal Ishlah” karya Syaikh Abdullah bin Shalih Al-‘Ubailan hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada 13 Dzul Qa’idah 1439 H / 26 Juli 2018 M.

Download juga kajian sebelumnya: Bermuamalah dengan Jujur, Amanah dan Selalu Memberi Nasihat

Kajian Islam Tentang Memahami Arti Wara’ – Kitab Al-Ishbah

Seseorang bisa jadi salah dalam memahami makna wara’ dari tiga sisi. Yaitu:

Pertama, banyak diantara manusia yang meyakini bahwa wara’ itu masalah meninggalkan yang haram saja. Adapun melaksanakan kewajiban tidak masuk dalam bagian wara’. Keyakinan ini diyakini oleh banyak manusia. Orang-orang yang wara’ banyak terjatuh pada kesalahan ini. Beberapa orang yang wara’, mereka tidak mau memakan harta yang haram, tidak mau menerima uang yang syubhat. Karena hal itu semua harta yang dzalim. Salah satu dari orang yang wara’ juga tidak mau condong kepada orang-orang yang dzalim. Tetapi mereka meninggalkan sesuatu yang mestinya ditinggalkan. Misalnya silaturahim. Silaturahim adalah perintah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Terkadang seseorang bisa meninggalkan perkataan dusta, tetapi dia tidak mengamalkan perintah Allah subhanahu wa ta’ala berupa menyambung tali silaturahim. Padahal melaksanakan perintah adalah bagian dari wara’.

Contoh yang lain adalah menunaikan hak tetangga. Kemudian menunaikan hak orang miskin. Sebagian dari orang yang wara’, meninggalkan sesuatu yang haram namun tidak menunaikan hak tetangganya, hak orang miskin, hak sahabatnya, hak anak yatim, hak penguasa, hak ulama, hak jihad dan yang lainnya dari perkara-perkara yang ada manfaatnya untuk makhluk.

Wara’ semacam ini berbahaya. Bisa menjatuhkan orangnya kedalam bid’ah yang besar. Karena wara’nya khawarij, syi’ah, mu’tazilah dan yang semisal mereka adalah dari jenis wara’ yang seperti ini. Mereka memandang bahwa wara’ hanya pada masalah meniggalkan yang haram.